Hari sudah jelang sore. Jarum jam menunjukan pukul 17.30 WIT. Naim Tidore (60) terlihat sibuk menyiapkan dayung dan perlengkapan lainnya. Sore itu, Naim hendak pergi mengangkat bubu atau igi dalam bahasa lokal Maluku Utara. Igi tersebut telah dipasang tiga hari sebelumnya di laut depan kampungnya.
Naim adalah salah satu nelayan yang masih memanfaatkan Igi sebagai alat tangkap ikan tradisional. Igi masih dipakai sebagian nelayan di Kepulauan Sula secara turun- temurun.
Sedangkan di kampung Kabau Pantai, Kecamatan Sulabesi Barat, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, hanya tersisa tiga orang penganyam igi yang tersisa.
Jumat (26/9/2024) sore itu, Naim berangkat mengecek tiga igi miliknya yang telah dipasang di laut dangkal semacam atol atau orang Sula menyebutnya rep, tak jauh dari kampungnya.
Dengan menggunakan sampan agak besar, dia menuju lokasi dipasangnya igi dengan hati was-was karena laut masih bergelombang tertiup angin musim barat. Gelombang dan arus laut, membuat air menjadi agak keruh.
Kali ini Naim kurang beruntung. Dari tiga igi atau bubu yang dipasang, hanya satu yang ditemukan. Bubu lainnya hilang terbawa arus laut. Dia tetap mencari bubu tersisa di perairan itu ditengah keruhnya air yang menyulitkannya.