Pada tahun 2025, Kementerian Agama (Kemenag) berencana mengalokasikan dana sebesar Rp7,25 triliun untuk Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di Madrasah. Sebagian besar anggaran ini akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui berbagai tunjangan yang meliputi Tunjangan Profesi Guru (TPG), Tunjangan Insentif, Tunjangan Khusus, dan juga iuran BPJS Ketenagakerjaan.
Menurut Abu Rokhmad, Dirjen Pendidikan Islam di Kemenag, alokasi anggaran ini akan memajukan kesejahteraan guru madrasah dan memberi mereka kebebasan untuk berinovasi dan berkreativitas dalam melaksanakan tugas mereka. Pernyataannya diberikan ketika ia membuka Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024 di Jakarta pada Selasa (19/9/2024), seperti yang dikutip dari keterangan resmi.
Abu Rokhmad menekankan betapa pentingnya kesejahteraan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah. Tetapi, ia juga mengingatkan bahwa asosiasi guru harus bersikap realistis dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan tetap menjaga etika yang baik sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Selain mengajar di madrasah, Abu Rokhmad juga mendorong para guru untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial lain seperti menjadi khatib, penceramah, MC, atau qari. Menurutnya, peran tambahan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi juga dapat memberikan kesejahteraan tambahan bagi para guru. Dengan cara ini, mereka dapat memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas serta memperoleh penghasilan tambahan.
“Untuk mereka yang mempunyai keahlian lain, tetaplah melayani masyarakat, tetapi jangan lupa tanggung jawab utama sebagai guru,” kata beliau.
Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024 akan menjadi acara yang bermanfaat bagi para guru. Dengan menyediakan berbagai informasi dan pengembangan profesional, kami bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan kesejahteraan mereka. Selain itu, pertemuan ini juga merupakan kesempatan bagi para guru untuk berbagi pengalaman dan memperkuat kolaborasi antar kelompok.
“Pertemuan ini sangat penting untuk memastikan bahwa visi dan tujuan kita sejalan dalam usaha meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru madrasah. Kami berupaya mencari solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi oleh para guru madrasah,” kata Abu Rokhmad.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru, pemerintah telah menetapkan kebijakan yang difokuskan pada peningkatan kualitas dan kompetensi guru. Namun, dari total anggaran sebesar Rp7,25 triliun, hanya sebagian kecil yang dialokasikan untuk manajemen dan pengembangan kompetensi guru. Sisanya lebih banyak diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan mereka.
Menjaga kesejahteraan dan meningkatkan kompetensi guru madrasah adalah prioritas utama kami. Kami memprioritaskan penggunaan anggaran untuk mendukung kesejahteraan mereka, karena kami percaya bahwa guru yang bahagia dan puas dapat memberikan pendidikan yang lebih baik pada siswa-siswa mereka.
Thobib mengumumkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan berbagai solusi untuk mempercepat proses Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi para guru madrasah yang menderita antrian panjang. “Kami sedang mencari cara baru agar proses PPG dapat diselesaikan dengan lebih cepat,” jelasnya.
Simposium Nasional dan Rembuk Guru 2024 diadakan selama dua hari, 19-25 September 2024, di Jakarta. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi guru, termasuk Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA), dan Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Pertemuan ini adalah kesempatan bagi guru dari berbagai madrasah untuk bekerja sama dan diskusi tentang tantangan dan solusi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan kesejahteraan mereka. “Kami berharap kolaborasi ini akan memperkuat sinergi antar kelompok guru dan mencapai tujuan bersama,” ujar Thobib selaku peserta pertemuan.
Melalui berbagai upaya yang telah dilakukan, Kemenag yakin bahwa peningkatan kesejahteraan dan kualitas guru madrasah akan memberikan dampak positif bagi pendidikan Islam di Indonesia.